Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Kalang Kabut

Seminggu terakhir ini energiku terkuras habis. Perasaanku kalang kabut, tidak karuan. Senggol dikit, bacok. Sensitif dengan hal-hal kecil yang sebelumnya aku bisa atasi dengan tarik napas, buang napas. Aku sadar, naik turunnya kehidupan tidak bisa aku atur sendiri. Di sini—saat keadaan sedang kalut, aku hanya perlu mencari alasan untuk tetap bertahan seburuk apapun hidup menerjang kewarasan. Semalam, ketika kewarasanku sedang diuji, aku tertidur lemah karena kewalahan menjalani hari yang berat. Pagi hari ini ketika aku terbangun melalui suara notifikasi pesan dari smartphone , temanku memberikan komentar apresiasi pada tulisanku. Di luar tulisanku itu jelek atau tidak. Koheren atau tidak. Apapun itu kejelekannya yang sering aku pikirkan, aku sangat senang ketika membaca pesan dari temanku, Nadhil. Terima kasih banyak, Nadhil. Tidak hanya itu, saat aku menerima pujian dari Nadhil, aku kemudian memaklumi kejelekan tulisanku dan mulai mengapresiasinya. Yang aku pikirkan adalah, “saat in

Share Thoughts: it is what it is

bagaimana caranya mengungkapkan rasa kesal luar biasa ketika alam semesta bertindak tidak etis? dia tak peduli siapa yang baik dan buruk, yang banyak dosa atau tidak, siapapun random saja dapat terkena masalah besar. bagaimana menyikapi peristiwa ini?  mantra 'it is what it is' menjadi sumber penghiburanku di saat kejutan-kejutan buruk alam semesta datang menghampiri. aku artikan sebagai 'ya sesuatu udah terjadi dan hasilnya gini, mau diapain lagi?'  masa lalu sudah berlalu, namun bukan berarti pikiran kita juga ikut maju. aku percaya seseorang bisa terjebak di masa lalunya, meskipun raganya beranjak tua dan renta. seseorang pernah bilang 'yang lalu biar dihapus saja, masa depan yang perlu dinanti-nantikan', aku pikir itu tidak sepenuhnya benar. yang lalu tidaklah dapat berlalu bahkan sampai dihapus begitu saja. mereka telah menjadi bagian dari dirimu sampai hari ini. kenanglah masa lalumu, jadikanlah mereka temanmu. teman yang baik atau pun buruk. yang menyakit

Aku Tidak Ingin Menjadi Orang "Sukses"

Kita telah dituntut sejak kecil untuk mempunyai cita-cita yang besar. Aku ingat saat masih SD, temanku memberikan satu lembar kertas untuk mengisi biodata diri. Seperti nama, tanggal lahir, makanan/minuman kesukaan, cita-cita, dll. Entah mengapa hal tersebut menjadi trendy pada saat itu, namun yang aku ingat adalah aku selalu mengisi kolom cita-cita dengan "ingin menjadi orang yang sukses". Hal ini kalau tidak salah ingat disebabkan oleh narasi 'menjadi orang sukses' yang ditanamkan di sekolah dasar waktu itu. Suatu waktu aku pernah ditanya oleh orang tuaku, "kamu nanti kalau udah besar mau jadi apa?" Kemudian aku menjawab, "ingin menjadi pelukis" Kemudian orang tuaku malah menertawakanku, yang aku ingat betul tawanya memberikan sensasi "meremehkan". Sejak saat itu aku sering memperhatikan jawaban teman-temanku waktu ditanyai oleh seorang guru dengan pertanyaan yang sama, soal cita-cita. Jawaban mereka selalu sama,  yaitu diantara pilot